Ahmad Fuadi lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1972 adalah novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam jajaran best seller tahun 2009. Kemudian meraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan tahun yang sama juga masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award, sehingga PTS Litera, salah satu penerbit di negeri jiran Malaysia tertarik menerbitkan di negaranya dalam versi bahasa melayu. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna telah diterbitkan sejak 23 Januari 2011 dan novel pamungkas dari trilogi ini, Rantau 1 Muara, diluncurkan di Washington DC secara simbolis bulan Mei 2013. Fuadi mendirikan Komunitas Menara, sebuah yayasan sosial untuk membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu, khususnya untuk usia pra sekolah. Saat ini Komunitas Menara punya sebuah sekolah anak usia dini yang gratis di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

43. Kapan kita tahu kalau aplikassi beasiswa kita diterima atau tidak?

Secara proaktif cari informasi kapan pengumuman dan lewat media apa diumumkan. Pastikan kita tahu tempat melihat pengumumannya. Kalau misalnya kita ganti alamat atau ganti nomor telepon, segera kabari panitia. Tidak lucu kan kalau ternyata kita lulus seleksi administratif , tapi tidak tahu dan terlambat untuk hadir wawancara. Saya hampir saja tidak tahu kalau dipanggil wawancara Fulbright, gara-gara surat panggilan dikirim kelamat saya yang lama di Bandung, sementara saya sudah pinsah kejakarta. Untunglah kang Romel, kakak kelas saya berbaik hatimengirimkan surat itu kesaya.

Biasanya pengumuman ada 1-3 bulan sejak kita mengajukan aplikasi. Cepat atau lambat pengumuman ini tergantung kepada pemberi beaasiswanya. Saya ingat mendapatkan pengumuman Pertukaran Pemuda Antar Negara melalui pager, lalu pengumuman SIF melalui surat. Sedangkan sekarang umumnya tentu melalui email atau telepon.




42. Kalau formulir sudah di kirimapalagi yang bisa dilakukan?

Jangan hanya menunggu pengumuman dan berdoa. Banyak yang bias dilakukan. Teruskan riset tentang kampus mana yang cocok dengan bidang kita. Caranya cari daftar sekolah yang menawarkan ilmu yang kita ingin pelajari. Masuk ke website jurusan yang kita incar, baca silabus dan lihat nama dosennya. Coba berkomunkasi dengan bagian admission dan para dosen melalui email, ceritakan kalau kita tertarik untuk kuliah di kampus itu. Seandainya nanti kita mendapat beasiswa, kita harus tetap mendapat surat penerimaan dari kampus yang di sebut LOA (Letter of Acceptance). Mengontak kampus lebih awal akan mempercepat proses penerimaan kita nanti.

Yang juga bisa dilakukan adalah memperbaiki kemampuan bahasa dan menulis. Dulu sambil menunggu LOA dari kampus di Amerika Serikat, saya mengikuti les academic writing di UI. Les ini untuk mempersiapkan diri saya menghadapi banyaknya tugas paper di kampus.

41. Sebetulnya apa sih yang dilihat oleh para penyeleksi di dalam aplikasi yang sampai ke meja mereka?

Pertama kelengkapan administrasi, lalu yang di lihat adalah data dan kesan dari tulisan di formulirnya. Yang di pilih adalah formulir yang berisi kesan baik dan kuat, positif, punya tujuan yang jelas, tahu apa yang dia mau, antusias, bisa dipercaya. Yang tidak kalah penting adalah surat referensi. Karena itu selalu siapkan surat referensi dari orang yang kredibel dan mengenal kita dengan baik. Misalnya dosen senior, dekan, pimpinan perusahaan , atau mitra kerja.

40. Apakah boleh melamar beasiswa untuk belajar bidang ilmu yang berbeda dengan apa yang pernah kita pelajari di S-1?

Tentunya bisa. Memang akan lebih baik lagi kalau bidangnya konsisten dengan jurusan S-1, tapi bukanya tidak boleh melakukan sebaliknya. Yang penting adalah kita bisa menerangkan dengan logis secara tertulis atau lisan tentang perubahan disiplin ilmu ini. Selama keterangan itu masuk akal, maka bisa diterima.

Sebagai contoh adalah pengalaman saya sendiri. Saya lulus S-1 dari jurusan Hubungan International Unpad, tapi kemudian saya melanjutkan S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University tahun 1999. Apa alasan logis saya untuk bisa mendapatkan sekolah ini?Saya bilang kalu sejak dulu saya sudah tertarik dengan media. Pernah menjadi wartawan kampus, lalu bekerja secara profesional sebagai wartawan di Tempo. Karena ingin belajar dalam tentang media yang sesuai dengan profesi saya saat itu, maka saya ingin sekolah S-2  dengan jurusan media di Amerika Serikat. Masuk akal kan? Mungkin karena ada logikanya , saya diterima. Beberapa tahun setelah itu saya kembali sekolah lagi, juga S-2 di Media Arts, Royyal Hollyway, University of London. Klai ini saya belajar ilmu praktis membuat film dokumenter. Apa alasan logisnya?Saya saat itu aktif meembuat news feature dalam bentuk video dan merasa memerlukan ilmu yang lebih baik untuk memperkuat sisi story telling dalam video saya. Ilmu ini antara lain ada di jurusan film dokumenter dan salah satu tempat belajar dokumenter yang baik itu di Inggris. Walhasil saya dapat kedua beasiswa karena alsan saya yang logis.

39. Memangnya untuk diterima kuliah itu susah ya? Lebih susah mana dibanding beasiswa?

Tergantung Universitasnya . Bisa susah, bsia gampang,. Semakin terkenal dan tinggi peringkat kampus dan jurusannya, maka semakin kompetitif untuk bisa diterima. Biasanya, kalau dapat beasiswa, kita akan diberi kesempatan untuk melamar ke beberapa Universitas. Universitas aka menyeleksi aplikasi bedasarkan kriteria yang mereka tetapkan. Jangan khawatir untuk bersaing mendapatkan kursi kuliah diluar negeri. Sudah banyak bukti yang memperlihatkan kemampuan mahasiswa Indonesia bisa bersaing di jurusan top di luar negeri.